Friday, November 2, 2012

Arsitektur Lingkungan - Aspek Sosial Budaya



        Menurut Aspek Sosial Budaya Jika kita membicarakan masalah Sosial Budaya, di Indonesia banyak sekali budaya yang kita miliki, maka dari itu bangunan-bangunan di indonesia memiliki beberapa ciri khas yang menggambarkan kebudayaan masing masing.
Menyangkut dengan pengaruhnya aspek sosial budaya dengan bangunan adalah bangunan yang tercipta dari aspek sosial budaya dapat terlihat dari bentuk bangunan nya seperti berikut :



gambar diatas adalah salah satu contoh rumah joglo yang biasanya ada di pedesaan. Namun pada rumah joglo yang bisanya hanya dapat kita lihat di desa, pasa zaman modern ini kita dapat melihat rumah joglo ini ada ditengah perkotaan. Kehidupan sosial budaya di perkotaan yang sangat tinggi dapat mempengaruhi sebuah design.


        Melihat gambar disamping berikut ini rumah yang bergaya modern dapat di padu padankan dengan gaya tradisional. Ini adalah salah satu dampak dimana unsur kebudayaan masih digunakan dalam bentuk perancangan rumah.
Hal ini menjadikan design rumah tersebut meenjadi lebih unik karena perpaduan antar dua gaya yang berbeda. Namun disamping itu kehidupan masyarakat dikota dan di desa sangatlah berebeda. Dengan adanya rancangan atau design tradisional yang ada di kota dapat meengelompokan dan mencerminkan kebudayaan yang dimilki sang pemillik. Indonesia di kenal dengan rasa bhineka tunggak ika yang artinya meskipun berbeda beda tetap satu jua, itu lah yang menyebabkan besarnya rasa saling menghargai  satu sama lain meskipun berbeda beda suku, dan kebudayaan.



Arsitektur Lingkungan - Aspek Pemakai



     Dalam Arsitektur Lingkungan ada beberapa aspek yang harus di perhatikan, aspek tersebut adalah Aspek pemakai/manusia.
Aspek ini adalah aspek terpenting yang harus diperhatikan pada saat adanya pembangunan sebuah bangunan, karena bangunan yang baik adalah bangunan yang memiliki kegunaan yang sesuai dengan fungsinya.
      Aspek manusia juga dapat mempengaruhi rancangan dan design dari sebuah bangunan tersebut. mulai dari proses pemrograman hingga hasil designnya.
Fungsi bangunan juga didapat dengan cara melihat dan mengumpulkan data dari aktivitas si pemakai, kebiasaan, hoby, budaya, pekerjaan dsb.

      Untuk itu agar bangunan berfungsi dengan baik maka beberapa hal tersebut harus sangat di perhatikan. Dalam pembangunan sebuah bangunan keselamatan para pemakai atau manusia yang ada di dalam atau disekitar bangunan tersebut harus sangat di perhatikan dan di perhitungkan, karena sudah banyak kasus dimana saat sedang beroprasinya sebuah bangunan, malah terjadi kerusakan yang menyebabkan runtuhnya atau robohnya sebuah bangunan. Hal ini dapat menyebabkna jatuhnya korban jiwa.

Dibawah ini adalah contoh bangunan yang runtuh dan merugikan pemakainya :


Gambar diatas merupakan sebuah contoh dimana fasilitas umum (Jembatan Kutai Kartanegara) yang telah dibangun dan dirancang dengan sedemikian rupa dapat hancur. Mungkin juga dapat dikarenakan faktor alam atau mungkin keteledoran dari sang pembuat. Hal ini angat merugikan pemakai atau pun manusia.
Maka untuk itu kita harus belajar dari pengalaman yang ada agar hal yang seperti ini tidak terulang lagi, dengan cara lebih memperhitungkan segala sesuatu yang diperlukan agar tidak memakan koban jiwa lagi.


Arsitektur Lingkungan - Aspek Lingkungan




        Seorang arsitek, adalah seorang ahli di bidang ilmu arsitektur, ahli rancang bangun atau ahli lingkungan binaan.
        Istilah arsitek seringkali diartikan secara sempit sebagai seorang perancang bangunan, adalah orang yang terlibat dalam perencanaan, merancang, dan mengawasi konstruksi bangunan, yang perannya untuk memandu keputusan yang mempengaruhi aspek bangunan tersebut dalam sisi astetika, budaya, atau masalah sosial. Definisi tersebut kuranglah tepat karena lingkup pekerjaan seorang arsitek sangat luas, mulai dari lingkup interior ruangan, lingkup bangunan, lingkup kompleks bangunan, sampai dengan lingkup kota dan regional. Karenanya, lebih tepat mendefinisikan arsitek sebagai seorang ahli di bidang ilmu arsitektur, ahli rancang bangun atau lingkungan binaan.
Arti lebih umum lagi, arsitek adalah sebuah perancang skema atau rencana.
   "Arsitek" berasal dari Latin architectus, dan dari bahasa Yunani: architekton (master pembangun), arkhi (ketua) +tekton (pembangun, tukang kayu).
Dalam penerapan profesi, arsitek berperan sebagai pendamping, atau wakil dari pemberi tugas (pemilik bangunan). Arsitek harus mengawasi agar pelaksanaan di lapangan/proyek sesuai dengan bestek dan perjanjian yang telah dibuat. Dalam proyek yang besar, arsitek berperan sebagai direksi, dan memiliki hak untuk mengontrol pekerjaan yang dilakukan kontraktor. Bilamana terjadi penyimpangan di lapangan, arsitek berhak menghentikan, memerintahkan perbaikan atau membongkar bagian yang tidak memenuhi persyaratan yang disepakati.
Namun dalam penerapan pekerjaan arsitektur jarang yang memperhatikan dampak lingkungan binaan sekitar
Pekerjaan seorang arsitek dalam membangun sebuah bagunan sepertigedung bertingkat  juga memiliki beberapa pengaryh positif dan juga oengaruh negative terhadap lingkungan, berikut ini adalah beberapa dampak nya:

 
     Pengaruh positif pekerjaan arsitek terhadap lingkungan

  •  Memperhatikan hubungan antara ekologi dan arsitektur, yaitu hubungan  antara massa bangunan dengan makhluk hidup yang ada disekitar lingkungannya, tak hanya manusia tetapi juga flora dan faunanya. Arsitektur sebagai sebuah benda yang dibuat oleh manusia harus mampu menunjang kehidupan dalam lingkugannya sehingga memberikan timbal balik yang menguntungkan untuk kedua pihak. Pendekatan ekologis dilakukan untuk menghemat dan mengurangi dampak  – dampak negatif yang ditimbulkan dari terciptanya sebuah massa bangunan, akan tetapi dengan memanfaatkan lingkungan sekitar. Contoh terapannya yaitu, munculnya trend green design.

  •   Memberikan dampak pada estetika bangunan, keindahan pada bangunan dan keunikan yang dimiliki  bangunan tersebut membuat sebuah bangunan menjadi lebih indah dan menarik. 


  •  Dapat memberikan pemecahan masalah pada tata letak bangunan atau kota. 
  •  Memperhatikan kondisi lahan yang akan dibangun. Sebagai contoh bila bangunan akan didirikan pada lahan yang memiliki kemiringam, maka dengan pendekatan ekologis bisa dicarikan solusinya seperti memperkuat pondasi, atau menggabungkan unsur alam pada lingkungan dengan bangunan yang ada sehingga semakin estetis bangunan yang tercipta.