Tuesday, April 20, 2010

TEORI ARSITEK 1 dan 2




RUANG TERBENTUK DARI UNSUR HORIZONTAL

Pengertian ruang atau space berasal dari bahasa latin spatium yang berarti ruangan atau luas dan bahasa yunani yaitu tempat (topos) atau lokasi (choros) dimana ruang memiliki ekspresi kualitas tiga dimensional. Kata oikos dalam bahasa yunani yang berarti pejal, massa dan volume, dekat dengan pengertian ruang dalam arsitektur, sama halnya dengan kata oikos yang berarti ruangan.

1. Bidang yang diangkat

Bidang yang diangkat dapat membentuk ruang secara Horisontal, dalam pengaplikasiannya digunakan untuk memperkuat batasan visual sebagai permukaan suatu ruang /lantai. Batasan visual dapat diperjelas dengan membedakan warna , motif , jenis atau tekstur.



2. Bidang dasar yang diturunkan

Membedakan batasan ruang dengan menurunkan permukaan sebuah bidang horisontal dan memberikan batasan visual yang cukup tinggi. Contohnya permukaan lantai kamar mandi yang turun dari permukaan lantai ruang disekitarnya




3. Bidang yang melayang

Bidang datar horisontal yang diletakan diatas bidang datar dibawahnya, memberikan batasan visual keatas. Dalam pengaplikasiannya seperti plafond/atap dak beton.





RUANG TERBENTUK TERBENTUK DARI UNSUR VERTIKAL

1. Unsur linear vertikal

Unsur Vertikal linear membentuk batasan sisi-sisi vertikal dari sebuah ruang. Contohnya kolom untuk ruang indoor atau pohon untuk ruang outdoor/lanscape.


2. Unsur bidang vertikal

Batasan ruang dengan bidang vertikal dapat berbentuk “L” menimbulkan suatu ruang yang timbul dari sudut yang keluar mengikuti arah diagonal , “U” membentuk volume ruang diorientasikan searah dengan sisinya yang terbuka , “bidang sejajar” meorientasikan menuju ujung yang tak terbatas memberikan volume ruang diantaranya , “keliling” menegaskan volume ruang yang tertutup atau Contoh, tembok sebuah ruangan , pagar yang membatasi wilayah , pagar tanaman pada lanscape menunjukan jalan.





HUBUNGAN RUANG

dalam jenisnya Hubungan Ruang dibagi menjadi 4 jenis, yaitu :

  1. Ruang di Dalam Ruang
  2. Ruang-ruang yang Saling Berkait
  3. Ruang-ruang yang Bersebelahan
  4. Ruang-ruang yang di Hubungkan oleh sebuah Ruang Bersama


1. Ruang di dalam Ruang

Sebuah ruang yang luas dapat mencakup dan memuat sebuah ruang lain yang lebih kecil di dalamnya. Kontinuitas visual dan kontinuitas ruang di antara kedua ruang tersebut dengan mudah dapat dipenuhi, tetapi ruang yang leih kecil sangat tergantung pada ruang yang besar dalam hubungannya dengan Iingkungan eksterior.

Gambar diatas adalah contoh sebuah Ruang di dalam ruang.



2. Ruang-ruang yang saling berkaitan

Hubungan ruang saling berkaitan yaitu, 2 ruang atau lebih yang besatu menjadi 1 kawasan ruang bersama sehingga menimbulkan sebuah wilayah yang berkaitan.

a. Dalam kasus ini terdapat 3 kemungkinan terbentuknya wilayah yang berkaitan tersebut.Bagian yang berkaitan digunakan bersama-sama secara seimbang, fungsi ruang yang berkaitan digunakan secara seimbang sesuai kedua ruangan aslinya.

b. Bagian yang saling berkait dapat melebur dengan salah satu ruang, fungsi dari ruang yang berkaitan mengikuti salah satu ruangan aslinya.

c. Bagian yang saling berkaitan dapat mengembangkan integritas sebagai sebuah ruang yang berfungsi menghubungkan kedua ruangan aslinya, ruangan yang berkaitan berpisah dari kedua ruangan aslinya membentuk ruangan sendiri dengan fungsi yang berbeda dari kedua ruangan aslinya.

Gambar diatas adalah contoh sebuah Ruang-ruang yang saling berkaitan.



3. Ruang-ruang yang saling bersebelahan

Hubungan ruang ini paling umum digunakan. Batas visual jelas dan bahan bidang pemisah menentukan tingkat kontinuitas.

Bahan yang digunakan sebagai pembatas ruang yaitu : tembok bata , tirai , kaca , pintu , kolom , dll.

Cara pemasangannya pun dapat menentukan tingkat kontinuitas.

Menggunakan bidang masif dan pintu, memberikan tingkat prifasi yang tinggi dan kontinuitas hanya jika pintu dalam keadaan terbuka.



Menggunakan pintu kaca memberikan tingkat kontinuitas yang tinggi




4. Ruang-ruang yang di Hubungkan oleh sebuah Ruang Bersama

Dua ruangan yang terpisah oleh jarak dihubungkan dengan ruang penghubung. Ruang penghubung ini dapat dibedakan dengan banyak cara, yaitu dari bentuk, letak, warna, orientasi, bahan, jenis, misalnya ruang tangga.

Gambar diatas menunjukan ruang penghubung yang dibedakan berdasarkan Bentuk, Warna, Letak dan Bahan.



Sedangkan pada gambar disamping Ruang dihubungkan melalui ruang tangga. Menunjukkan ruang penghubung ini dibedakan berdasarkan jenis dan letak.




SIRKULASI BANGUNAN

Sirkulasi bangunan dibagi menjadi 2 jenis yaitu :

a. Pencapaian ke Bangunan

b. Jalan Masuk ke dalam Bangunan


a. Pencapaian ke Bangunan

Dalam Pencapaian ke Bangunan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:

1. Pencapaian Langsung

2. Pencapaian Tersamar

3. Pencapaian Berputar

1. Pencapaian Langsung adalah Suatu pendekatan yang mengarah Iangsung ke suatu

tempat masuk melaIui sebuah jalan lurus yang segaris dengan

alur sumbu bangunan. Tujuan visual yang mngakhiri pencapalan

ini jelas, dapat merupakan fasad bangunan atau perluasan tempat

masuk.

Gambar isatas adalah contoh gambar bangunan yang menunjukan Pencapaian Langsung.



2. Pencapaian Tersamar adalah Pendekatan tersamar meningkatkan efek perspektif pada fasad

dan bentuk bangunan. Jalur dapat diubah arahnya satu atau

beberapa kali untuk menghambat dan memperpanjang urutan

pencapaian.

Gambar diatas adalah contoh bangunan yang menunjukan Pencapaian Tersamar.



3. Pencapaian Berputar adalah Sebuah jalan berputar memperpanjang urutan pencapaian dan mempertegas bentuk tiga dimensi bangunan. Sewaktu bergerak mengelilingi tepi bangunan, jalan masuk ke bangunan mungkin dapat dilihat terputus-putus atau dapat tersembunyi sampai tempat kedatangan.

Gambar diatas adalah contoh bangunan yang menunjukan Pencapaian Berputar.




Jalan Masuk Ke Dalam Bangunan

dalam Jalan Masuk ke dalam Bangunan dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :

  1. Pintu Masuk yang Rata
  2. Pintu Masuk yang Menjorok Keluar
  3. Pintu Masuk yang Menjorok ke Dalam

1. Pintu Masuk yang Rata adalah Pintu masuk yang rata mempertahankan kontinuitas permukaan dindingnya dan jika diinginkan dapat juga sengaja diuat tersarnar.

Gambar diatas adalah contoh Pintu Masuk yang Rata.


2. Pintu Masuk yang Menjorok Keluar adalah Pintu masuk yang menjorok ke luar membentuk sebuah ruang

transisi, menunjukkan fungsinya sebagai pendekatan dan

memberikan perlindungan di atasnya.

Gambar diatas adalah contoh Pintu Masuk yang Menjorok Keluar.


3. Pintu Masuk yang Menjorok ke Dalam adalah Pintu masuk yang menjorok ke dalam juga memberikan perlindungan dan menerima sebagian ruang eksterior menjadi bagian dalam bangunan.

Gambar diatas adalah contoh Pintu Masuk yang Menjorok ke Dalam.



SIRKULASI ANTAR RUANG


Ada 3 materi yang dibahas dalam Sirkulasi Antar Ruang :

Ø Hubungan Jalan dengan Ruang

Ø Konfigurasi Jalan

Ø Bentuk Ruang Sirkulasi

Hubungan Jalan dengan Ruang

Sirkulasi penghubung ruang dapat dibedakan berdasarkan Jenis dan Pola.

1. Jenis

Terdapat 3 jenis yaitu, melewati ruang , menembus ruang , berakhir dalam ruang.

Dari gambar diatas dapat kita lihat untuk menuju Dapur Kering harus menembus ruang Tamu terlebih dahulu.


SIRKULASI ANTAR RUANG


Ada 3 materi yang dibahas dalam Sirkulasi Antar Ruang :

Ø Hubungan Jalan dengan Ruang

Ø Konfigurasi Jalan

Ø Bentuk Ruang Sirkulasi


Hubungan Jalan dengan Ruang

Sirkulasi penghubung ruang dapat dibedakan berdasarkan Jenis dan Pola.

1. Jenis

Terdapat 3 jenis yaitu, melewati ruang , menembus ruang , berakhir dalam ruang.

Dari gambar diatas dapat kita lihat untuk menuju Dapur Kering harus menembus ruang Tamu terlebih dahulu.


Ruang diatas adalah Balkon dalam hal ini Balkon merupakan ruangan terakhir.


No comments:

Post a Comment