Bangunan Bersejarah "Gedung Sate Bandung"
Gedung
Sate merupakan salah satu bangunan bersejarah di Kota Bandung yang berdiri
diatas lahan seluas 27.990,859 m², luas bangunan 10.877,734 m² terdiri dari
Basement 3.039,264 m², Lantai I 4.062,553 m², teras lantai I 212,976 m², Lantai
II 3.023,796 m², teras lantai II 212.976 m², menara 121 m² dan teras menara
205,169 m².
Gedung Sate sejak tahun 1980 dikenal dengan sebutan
Kantor Gubernur karena sebagai pusat kegiatan Pemerintah Propinsi Jawa Barat, yang sebelumnya
Pemerintahaan Propinsi Jawa Barat menempati Gedung Kerta
Mukti di Jalan Braga Bandung.
Gedung ini memiliki keistimewaan tersendiri dengan ciri
khas ornamen berupa tusuk sate yang terletak di puncak menara sentral gedung
tersebut. Selain sebagai pusat kantor pemerintahan Jawa Barat, gedung ini juga
menjadi tujuan lokasi wisata.
Gedung Sate yang pada masa Hindia
Belanda itu disebut Gouvernements Bedrijven (GB), peletakan batu pertama
dilakukan oleh Johanna Catherina
Coops, puteri sulung Walikota Bandung, B. Coops dan Petronella Roelofsen,
mewakili Gubernur Jenderal di Batavia, J.P. Graaf van Limburg Stirum pada
tanggal 27 Juli
1920, merupakan hasil perencanaan sebuah tim yang terdiri dari Ir.J.Gerber, arsitek muda kenamaan
lulusan Fakultas Teknik Delft Nederland, Ir. Eh. De Roo dan Ir. G. Hendriks serta pihak Gemeente
van Bandoeng, diketuai Kol. Pur. VL. Slors dengan melibatkan 2000 pekerja, 150
orang diantaranya pemahat, atau ahli bongpay pengukir batu nisan dan pengukir
kayu berkebangsaan Cina
yang berasal dari Konghu atau Kanton, dibantu tukang batu, kuli aduk dan peladen yang
berasal dari penduduk Kampung Sekeloa, Kampung Coblong Dago,
Kampung Gandok dan Kampung Cibarengkok,
yang sebelumnya mereka menggarap Gedong Sirap (Kampus ITB) dan Gedong Papak (Balai Kota Bandung).
Arsitektur
Gedung Sate merupakan hasil karya arsitek Ir. J.Gerber dan kelompoknya yang
tidak terlepas dari masukan maestro arsitek Belanda Dr. Hendrik Petrus Berlage, yang
bernuansakan wajah arsitektur tradisional Nusantara.
Selama
kurun waktu 4 tahun pada bulan September 1924 berhasil diselesaikan pembangunan
induk bangunan utama Gouverments Bedrijven, termasuk kantor pusat PTT (Pos, Telepon dan Telegraf dan Perpustakaan.
Kuat dan
utuhnya Gedung Sate hingga kini, tidak terlepas dari bahan dan teknis
konstruksi yang dipakai. Dinding Gedung Sate terbuat dari kepingan batu ukuran
besar (1 × 1 × 2 m) yang diambil dari kawasan perbukitan batu di Bandung timur
sekitar Arcamanik dan Gunung Manglayang. Konstruksi bangunan Gedung
Sate menggunakan cara konvensional yang profesional dengan memperhatikan
standar teknik.
Fasade
(tampak depan) Gedung Sate ternyata sangat diperhitungkan. Dengan mengikuti
sumbu poros utara-selatan (yang juga diterapkan di Gedung Pakuan, yang
menghadap Gunung Malabar di selatan), Gedung Sate justru sengaja dibangun
menghadap Gunung Tangkuban
Perahu di sebelah utara.
Membandingkan
Gedung Sate dengan bangunan-bangunan pusat pemerintahan (capitol building) di
banyak ibukota negara sepertinya tidak berlebihan. Persamaannya semua dibangun
di tengah kompleks hijau dengan menara sentral yang megah. Terlebih dari segi
letak gedung sate serta lanskapnya yang relatif mirip dengan Gedung Putih di Washington, DC, Amerika Serikat. Dapat
dikatakan Gedung Sate adalah "Gedung Putih"nya kota Bandung.
No comments:
Post a Comment